Rabu, 26 Mei 2010

AKU TIDAK BERBAKAT MENULIS

Padahal ingin bisa menulis, tapi merasa tidak berbakat menulis. Padahal merasa punya banyak ide yang harus dituangkan, tapi tiap kali menuangkannya, baru beberapa alinea saja si ide sudah tak mau mengalir lagi. Padahal masih ada, tapi entah bersembunyi di mana. Padahal sudah tak kurang-kurang berusaha mengalirkannya kembali, tapi tetap saja sulit. Lalu soal bakat dijadikannya kambing hitam. “Ternyata aku tidak berbakat menulis,” katanya. Ya sudah, tak usah lagi saja menulis. Ah, tapi keinginan masih ada. “Aku ingin menulis, tapi aku tidak berbakat,” begitulah katanya sembarang berkata. Padahal keinginan itulah modal yang utama, bukan bakat yang ia sendiri pun baru cuma menerka-nerka. Dari mana tahu jika diri tak berbakat? Baru menuangkan ide melalui tulisan lalu macet, itu bukan alas an. “Tapi aku kalau bicara bisa lancar!” Ya sudah, bicara saja di pasar biar seribu orang bisa mendengar. Itu juga belum tentu. Tetapi menulis, dimuat di mediamassa, ribuan bahkan jutaan orang yang membacanya. Berhenti mengambinghitamkan bakat dan terus membesarkan keinginan untuk menulis, itulah modal terampil menulis. Lalu berupaya, sampai nyata-nyata bisa. Pasti bisa!

Berbahagialah kita, karena kita bisa bertemu untuk maju bareng-bareng. Sementara Anda berupaya, kami memfasilitasi dan melayani.

Ikuti kursus privat menulis, via e-mail, langsung praktek, sampai bisa, pasti bisa, sampai puasss!

Keterangan lebih lanjut silahkan bersurat ke e-mail: terampilmenulis@gmail.com

Atau sms ke 085885862911